Kayu Kelapa Tidak Cocok Untuk Pondasi Rumah

Kayu Kelapa Tidak Cocok Untuk Pondasi Rumah

Kayu kelapa yang umum diterapkan sebagai material rumah yaitu kayu dari pohon kelapa yang sudah memiliki usia 60 tahun keatas karena pohon tersebut tak akan menciptakan buah lagi atau bisa dibilang sudah tak produktif lagi. Kayu ragam ini memiliki kelebihan mudah dihasilkan sebagai balok kayu yang cocok diterapkan untuk tiang penopang atap rumah atau sebagai alas lantai seperti digambar. Bagian saja, sebagian ragam pohon kelapa memiliki kualitas kayu dari https://www.kayukalimantan.com/ yang buruk. Selasar, terdapat serat pada kayu yang tak seperti itu rapat. Untuk mengetahui/mempertimbangkan suatu ragam kayu, tak selalu dilaksanakan dengan sistem memeriksa kayu dalam bentuk log (kayu bundar), namun bisa dilaksanakan dengan memeriksa sepotong kecil kayu. Penentuan ragam kayu dalam bentuk log, pada biasanya dengan sistem melihat sifat-sifat kayu yang mudah diperhatikan seperti penampakan kulit, warna kayu selasar, arah serat, ada tidaknya getah dan sebagainya. Penentuan sebagian ragam kayu dalam bentuk olahan (kayu gergajian, moulding, dan sebagainya) masih mudah dilaksanakan dengan hanya melihat sifat-sifat kasar yang mudah diperhatikan. Sebagai contoh, kayu jati (Tectona grandis) memiliki gambar lingkaran tumbuh yang terang). Memiliki jika kayu tersebut diperhatikan dalam bentuk barang jadi dimana sifat-sifat fisik autentik tak bisa dikenali lagi karena sudah dilapisi dengan cat, karenanya satu-satunya sistem yang bisa dipergunakan untuk mempertimbangkan jenisnya yaitu dengan sistem memeriksa sifat anatomi/strukturnya. Selasar juga untuk kebanyakan kayu di Indonesia, dimana antar ragam kayu sukar untuk dibedakan, sistem yang lebih umum diterapkan dalam penentuan je-nis kayu yaitu dengan memeriksa sifat anatominya (sifat struktur). Pada dasarnya terdapat 2 (dua) sifat utama kayu yang bisa dipergunakan untuk mengetahui kayu, yaitu sifat fisik (disebut jugasifat kasar atau sifat makroskopis) dan sifat struktur (disebut juga sifat mikroskopis). Sesuai obyektif, sifat struktur atau mikroskopis lebih bisa dipercaya dari pada sifat fisik atau makroskopis dalam mengetahui atau mempertimbangkan suatu ragam kayu. Memiliki untuk mendapatkan hasil yang lebih bisa dipercaya, akan lebih baik jika kedua sifat ini bisa dipergunakan secara bersama-sama, karena sifat fisik akan menyokong sifat struktur dalam mempertimbangkan ragam. Sifat fisik/kasar atau makroskopis yaitu sifat yang bisa diketahui secara terang melewati panca indera, baik dengan penglihatan, pen-ciuman, perabaan dan sebagainya tanpa mengaplikasikan alat bantu. Sifat-sifat kayu yang termasuk dalam sifat kasar antara lain yaitu :

  • warna, biasanya yang diterapkan yaitu warna kayu selasar,
  • tekstur, yaitu penampilan sifat struktur pada bidang lintang,
  • arah serat, yaitu arah umum dari sel-sel pembentuk kayu,
  • gambar, baik yang terlihat pada bidang radial maupun tangensial
  • berat, biasanya dengan mengaplikasikan berat ragam
  • kesan raba, yaitu kesan yang didapat saat menyentuh kayu,
  • lingkaran tumbuh,
  • bau, dan sebagainya.